Gemerlapnya dunia menjadikan mata hati manusia tertutp oleh kabut hitam. sehingga mereka tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Tuhan semesta alam. mereka lupa dengan jati dirinya sebagai Abdi yaitu hamba Allah.
Tugas hamba Allah adalah menyembah dan tunduk kepada Sang Kholiq. Namun, ternyata mereka justru lebih tundukdan patuh pada dunia fatamorgana. banyak diantara mereka yang terjajah oleh kenikmatan dunia semata. Setiap hari hanya mengejar duniawi. entah itu harta, tahta dan wanita. Bekerja siang dan malam, kaki menjadi kepala, kepala menjadi kaki hanya karena ingin memuaskan nafsu duniawi.
ketika sudah sukses menggapai apa yang diinginkannya, maka itu semua hanyalah kesenangan sesaat. semakin mengejar kesusksesan duniawi, maka sejatinya mereka sedang menderita penyakit hati yang dinamakan tamak. sikap tamak ini, akan melahirkan berbagai macam perilaku tercela, salah satunya ialah senang hidup mewah. Padalah Allah Swt telah mengingatkan kepada kita akan bahayannya perilaku hidup bermegah-megahan.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui, Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu) (Qs. At-Takatsur : 1-8)
Marilah kita bersama-sama menata hati untuk kembali ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang diridhoi oleh Allah Swt bukan jalan orang-orang yang dimurkai. Bagaimana supaya hati kita terhindar dari akhlakul mazmumah (perilaku tercela)?
Pertama, perbanyaklah memohon ampunan kepada Allah Swt dengan memperbanyak membaca istighfar dan rasakan setiap bacaan sampai hati benar-benar merasa tenanga sehingga muncul rasa penyesalan akibat dosa yang diperbuatnya. Kedua, bersyukurlah dengan apa yang telah kita miliki. Ketiga, memperbanyak sedekah agar kita dapat melihat bahwa apa yang kita miliki ini hanyalah titipan. Keempat, senantiasa berbuat baik kapada siapapun. Kelima, ubahlah pirikan negatif menjadi positif. Terakhir mencari hiburan dikala hati sedang resah dan gelisah dengan aktivitas yang positif seperti mengaji, membaca buku, mengikuti majelis ta'lim dan sebagainya.
Wallahu'alam bishshowab . . .
Bagaimana ketika seseorang sudah beribadah tapi masih berbuat yang negative ?
BalasHapusberarti ibadahnya perlu dipertanyakan, masih ada yang salah dengan cara menjalankannya, mungkin bisa kurang ikhlas belum sepenuhnya lillah karena Allah Swt. sehingga sulit untuk dapat dirasakan dalam hati. maka yang terjadi beribadah rajin tp tetap berbuat negatif. tapi sebisa mungkin ibadah wajib dikerjakan nanti seiring berjalannya waktu akan bisa dirasakan. yakinlah... bahwa allah Swt bersama kita,,,
Hapussalam literasi